Terima kasih anda telah mengunjungi blog Yayasan Maraqitta'limat***Info Yayasan Maraqitta'limat bisa dilihat di yamtia.wordpress.com***Pemondokan jamaah haji tahun ini paling jauh 4 km dari masjidil harom***Pelajar di Makkah Mukarromah siap membantu jamaah hajji selama berada di Makkah Mukarromah***Para Relawan siap kembali dikirim ke Gaza

Minggu, 13 Juni 2010

Sejarah Hidup TGHM. Zainuddin Arsyad (Bagian 2)

Oleh : Adlan Mamnun *)

Dimimpikan Ibu Angkat

Setelah tinggal beberapa lama di kota Makkah Al-Mukarromah, Zainuddin tentu sewaktu-waktu merindukan kampung halamanya. Demikian juga dengan sang ibu angkat beliu. Bahkan suatu malam, Inaq Ismail yang mengasuhnya sejak kecil memimpikan Zainuddin yang sedang menimba ilmu di kota suci, sedang ayik bermain layang-layang. Namun tiba-tiba benang layang-layang yang dipegangnya putus. Dan layang-layang itupun terbang sangat tinggi.

Mimpi yang sama dialami oleh sang ibu angkatnya ini berulang sampai tiga kali. Dan muncullah rasa kasih sayang sekaligus kekhwatiran terhadap anak yang diasuhnya sejak kecil. Perasaan tidak tenang, hatipun melayang memikirkan apa takwil dari mimpinya itu. Mungkinkah itu hanya sebuah mimpi belaka atau memang ada tabir dibalik mimpi yang terjadi berulang kali itu.

Karena merasa cemas dan tidak tahan, akhirnya mimpi itupun diceritakan kepada sang suaminya Amak Ismail. Dan tentu saja sang ayah angkatpun tidak mampu mentakwilkan mimpi sang istri, sehingga apa yang menggangu pemikirannya saat itu diceritakan langsung kepada ayah Zainuddin yaitu TGHM. Arsyad.

Mendengar cerita mimpi dari ibu angkatnya ini, TGHM. Arsyad membuat sepucuk surat untuk dikirim ke anak belahan jiwanya di Makkah Al-Mukarromah, yang isinya menanyakan tentang kabar berita di Makkah.

Selang beberapa hari, surat balasanpun dikirim oleh Zainuddin kepada keluarga di Mamben Lauq. Dalam surat balasannya beliu menceritakan, bahwa baru saja dirinya mengalami sebuah musibah, yaitu jatuh dari sebuah tangga bangunan dari lantai atas. Namun kejadian yang menimpa dirinya tidak sampai mengalami luka parah, kecuali beberapa anggota tubuhnya yang masih merasa sakit.

Musibah yang menimpa diri Zainuddin tidak mengendurkan semangat dan tekadnya untuk terus belajar dan mendalami ilmu agama, hingga tanpa terasa beliu sudah tinggal di Makkah selama 20 tahun, dan menunaikan ibadah haji, sehingga nama beliu dikenal dengan TGH. Muhammad Zainuddin Arsyad.

Kembali Ke Kampung Halaman

Sekitar tahun 1938, dimana ketika itu bangsa Indonesia masih dijajah oleh Belanda, TGHM. Zainuddin Arsyad, memutuskan untuk kembali ke kampung halamannya di Desa Mamben Lauq, setelah bermukim selama kurang lebih 20 tahun di kota Makkah.

Usia beliu ketika itu masih terbilang remaja yaitu 26 tahun. Selama Tuan Guru muda ini berada di tanah suci, disamping memperdalam ilmu agama Islam, juga memperdalam ilmu bahasa Arab atau Nahu Sharaf, lebih-lebih bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi sehari hari adalah bahasa Arab. Selain itu, beliau juga belajar ilmu tafsir, tashawwuf, tauhid, fiqih dan ilmu-ilmu lainnya.

Dengan penguasaan bahasa Arab serta lamanya bermukim di Makkah, membuat sosok Tuan Guru muda atau dikenal dengan Tuan Guru Bajang ini melupakan bahasa asal kelahirannya. Tidak heran, ketika beliu baru pulang dari Makkah, bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi dengan keluarga dan tetangga adalah Bahasa Arab.

Al-marhum TGH. Abdul Manan, pernah menuturkan, sepulang TGH.M. Zainuddin Arsyad dari Makkah, bahasa komunikasi yang digunakan adalah bahasa Arab, baik terhadap teman maupun terhadap para tamu yang berkunjung ke rumahnya.

Melihat bahasa komunikasi yang demikian, membuat keluarganya waktu itu, sedikit agak bingung, karena sebagian teman dan sahabatnya tidak mengerti apa yang diungkapkan oleh beliau. Dan hal inilah yang menimbulkan sedikit miskomunikasi. Dan konon kebiasaan menggunakan bahasa Arab dalam berkomunikasi sehari hari berlangsung hingga berbulan-bulan. (bersambung....)

*)Penulis adalah Pimpinan Cabang Yayasan Maraqitta’limat Kecamatan Bayan Kabupaten Lombok Utara. Editor: M.Syairi (Kontributor Suara Komunitas.net)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar