Terima kasih anda telah mengunjungi blog Yayasan Maraqitta'limat***Info Yayasan Maraqitta'limat bisa dilihat di yamtia.wordpress.com***Pemondokan jamaah haji tahun ini paling jauh 4 km dari masjidil harom***Pelajar di Makkah Mukarromah siap membantu jamaah hajji selama berada di Makkah Mukarromah***Para Relawan siap kembali dikirim ke Gaza

Kamis, 24 Juni 2010

PNPM Generasi Bantu MTs-MT

Lombok Utara - Keberadaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Generasi Sehat dan Cerdas, disambut antusias oleh para pengurus lembaga pendidikan swasta. Karena disamping membantu untuk meningkatkan kesehatan ibu hamil dan balita, juga membantu lembaga pendidikan, baik untuk pembangunan gedung, bea siswa maupun honor guru swasta

Kegembiraan ini tampak diraut wajah Hamdan, Kepala Madrasah Tsanawiyah Maraqitta'limat (MTs-MT) Dusun Lenggorong Desa Sambik Elen, Kecamatan Bayan kabupaten Lombok Utara, yang menerima bantuan pembangunan satu ruang belajar sebesar Rp. 20 juta.

"Kami sebagai guru, tentu sangat bersyukur atas keberadaan PNPM Genarasi, yang bukan saja memperhatikan masalah kesehatan, tapi juga masalah lembaga pendidikan. Dan alangkah baiknya program ini terus berlanjut", katanya sambil tersenyum.

Menurut Hamdan, MTs-MT yang dipimpinnya, hingga saat ini masih kekurangan ruang kelas. “Kelompok belajar di MTs-MT ada tiga kelompok, sementara ruang kelas yang tersedia baru dua, jadi terpaksa satu ruangan diskat menjadi dua kelas”katanya.
Bantuan dari PNPM Generasi, akan ditambah dengan swadaya masyarakat, sebab bila diandalkan biaya dari PNPM, tentu tidak akan mencukupi untuk membangun ruangan kelas. “Bantuan yang masuk di sekolah ini telah kami sosialisasikan ke masyarakat mulai dari tingkat RT dan kepala dusun. Alhamdulillah sambutannya cukup baik dan siap berswadaya untuk menyelesaikan bangunan MTs-MT”, tambahnya.

Maiman, salah seorang guru MTs-MT mengatakan, selain bantuan tersebut, para guru swasta se Desa Sambik Elen, juga akan menerima honor dari PNPM Generasi. “Ternyata perhatian pemerintah terhadap guru swasta patut diacungkan jempol, buktinya, melalui PNPM Generasi, para guru swasta mendapat perhatian tersendiri, seperti pemberian honor untuk mereka”,jelas Maiman, seraya menambahkan bantuan yang sama juga diberikan ke MTs. Syifaunnufus NW Sambik Elen.

Selasa, 15 Juni 2010

Mengenang Pendirian MI-MT Yang Penuh Tantangan


Lombok Utara - Madrasah Ibtidaiyah Maraqitta’limat (MI-MT) yang terletak di Desa Anyar Kecamatan Bayan, Kabupaten Lombok Utara, merupakan sebuah lembaga pendidikan keagamaan yang pertama di Bayan, yang pada awal pendiriannya penuh dengan tantangan.

Demikianlah yang terungkap, ketika melakukan dialog dengan beberapa tokoh Yayasan Maraqitta’limat Kecamatan Bayan, diantaranya H. Lalu Akar dan M. Saleh AM.


Sesuai dengan Akte Notaris MI-MT ini didirikan pada 1 Januari 1969, oleh beberapa tokoh masyarakat, yang pada awal berdirinya penuh dengan hambatan, terutama dari para penguasa saat itu yang kurang menerima , karena di anggap lawan politik. Maklum orientasi politik praktis yayasan Maraqitta’limat pada tahun itu, berorientasi ke politik Islam yaitu Masyumi.


Tantangan yang dihadapi, bukan saja datangnya dari para tokoh masyarakat yang kurang mendukung keberadaan lembaga pendidikan keagamaan di Bayan, namun juga datang dari para pejabat Muspika kedistrikan Bayan. Akibatnya pada saat peresmian Madrasah ini satupun pejabat dari kedistrikan tidak ada yang hadir, bahkan mereka tidak akan bertanggungjawab, bila terjadi sesuatu hal yang negatif.


Namun berkat tekad dan semangat yang membaja dari para pendiri Madrasah, serta didukung oleh pimpinan Yayasan Maraqitta’limat yang berpusat di Desa Mamben Lauq, Kabupaten Lombok Timur, TGH. M. Zainuddin Arsyad, sehingga madrasah inipun diresmikan tanpa kehadiran dari pihak kedistrikan yang waktu itu sebagai kepala distrik, R. Kertapati.


Untuk mengawali langkah pendiriannya, menurut H. Lalu Akar, mantan Ketua Cabang Yayasan Maraqitta’limat Kecamatan Bayan, menggunakan sebuah rumah warga beratap daun rumbia dan belum dipagar oleh pemiliknya yang berlokasi di Dusun Lendang Karang Desa Anyar. Dari rumah sederhana inilah para pendiri yang sekaligus bertindak sebagai pendidik atau guru, memulai langkahnya untuk mengumpulkan para siswa.



M. Saleh AM, salah seorang penggagas sekaligus pendiri MI-MT, Anyar menuturkan kisahnya, pada bulan mei 1967, dirinya pergi berusaha ke Bayan untuk membeli hasil bumi petani seperti bawang merah. Dan pada saat itu, sarana transfortasi memang masih sulit, sehingga dia harus menginap di Desa Anyar. Ketika malam tiba, M. Saleh AM, berkeliling melihat kehidupan warga. Namun pada saat itu, belum ada satu anakpun yang ditemukan belajar mengaji (membaca Al-Qur’an).



Melihat kondisi demikian, sehingga terbetiklah niatnya untuk mendirikan sebuah posko sebagai tempat mengajar anak-anak pendidikan agama, tepatnya di rumah Amaq Suarni. Setelah posko berdiri, beberapa anak datang untuk belajar membaca Al-Qur’an dan ilmu agama. Santri pertama yang diajar hanya beberapa orang, diantaranya, Zuhdi, Sahdan, Ahmad dan Husni.

Pada tahun 1968, posko yang dibuat oleh M. Saleh AM, ini tidak bisa lagi menampung para santri. Melihat antusias anak-anak cukup bagus, sehingga ia melakukan pertemuan dengan almarhum A. Sahdan untuk merencanakan pendirian madrasah. Perundingan inipun dilanjutkan dengan beberapa tokoh masyarakat, seperti, H. Lalu Akar, Amaq Arpini, Amaq Zainur dan A. Sahdan serta Bapak Ta’rah. Saat itu jumlah santrinya mencapai 60 orang. Ke 60 santri ini dibagi menjadi dua yaitu kelas Maba’ul Awal dan Maba’ust Tsani.


Setelah kesepakatan dicapai dengan para tokoh, kemudian M. Saleh AM, mengundang TGH. M. Zainuddin Arsyad untuk meresmikan madrasah yang didirikan pada akhir tahun 1968. Sayang, saat itu, oleh pihak Keliang, kepala desa dan distrik tidak diberikan ijin untuk meresmikan keberadaan madrasah tersebut.


Lalu mengapa madrasah tersebut tidak diberikan untuk diresmikan? Ini dikarenakan laporan dari pihak Keliang yang kala itu dijabat oleh Amaq Jumlah, bahwa bila madrasah didirikan di Kedistrikan Bayan, maka adat Bayan akan hancur. “Karena penilaian tersebut sehingga pihak kepala desa yang dijabat R. Nyakrowaji dan Kepala distrik R. Kertapati enggan meresmikan”, tutur M. Saleh AM sambil mengenang masa lalunya.


Karena undangan peresmian madrasah waktu itu sudah berjalan, lanjut M. Saleh, kendati dihadiri oleh beberapa tokoh, peresmianpun dilanjutkan tanpa kehadiran pihak Muspika. Setelah peresmian dilakukan, terjadilah keributan di tengah-tengah masyarakat antara yang pro dan kontra. Dan kondisi ini langsung dilsampaikan ke pimpinan yayasan Maraqitta’limat, TGH. M. Zainuddin Arsyad.


Mendengar laporan tersebut, TGH.M. Zainuddin Arsyad meminta kepada sekertarisnya H. Abdul Manan yang disaksikan oleh H. Farhan, membuat surat pengaduan ke beberapa pejabat propinsi NTB dan kabupaten Lombok Barat, seperti ke Gubernur, Bupati, Kodim dan Polres Lombok Barat. Dan dalam pengantaran surat tersebut M. Saleh tidak diperbolehkan berwakil, artinya harus diantar langsung kepada yang berhak menerimanya.

Surat yang ditandatangani langsung oleh TGH. M. Zainuddin Arsyad, pertama kali diantar ke Bupati Lombok Barat yang waktu itu dijabat oleh HL. Said. Waktu itu bupati Lobar heran terhadap larangan pendirian madrasah tersebut. “Sekarang ini kan ada Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita), mengapa pendirian madrasah harus distop”, tutur M. Saleh menirukan ungkapan bupati Lobar.


Tanggapan yang sama juga datang dari pimpinan Kodim, Bapak Bayir dan gubernur NTB, Wasito. Dari kantor gubernur, M. Saleh pun melanjutkan perjalanan mengantar surat ke Polres Lombok Barat, Sunyoto. “Bahkan kepala kejaksaan yang kala itu dipimpin oleh Marzuki SH, mengajak saya untuk menindak orang-orang yang menyetop pendirian Madrasah Maraqitta’liat”, imbuh M. Saleh kelahiran 30 Juni 1940 ini.


Masih menurut M. Saleh, sebagai penguat pendirian madrasah tersebut, adalah salah seorang anggota kepilisian yang kebetulan dinas di kecamatan Bayan yaitu Mujiono. Beliau mendorong terus para tokoh agama untuk melanjutkan pembangunan madrasah sebagai tempat mendidik genarasi penerus bangsa.


Seminggu kemudian, tanggapan surat yang dikirim oleh TGH. M. Zainuddin Arsyadpun mendapat tanggapan dari beberapa pejabat, mulai dari gubernur NTB, Bupati, Kodim dan Polres Lombok Barat, meminta kepada Muspika Bayan untuk segera meresmikan pendirian MI Maraqitta’limat di desa Anyar.


Setelah surat tanggapan itu berdatangan, wakil camat Bayan yang ketika itu H. Lalu Hasan mendatangi pihak pengurus yayasan dan menanyakan tentang peresmian madrasah tersebut. Namun oleh pihak pengurus seperti H. Lalu Akar, tetap menjawab dengan tegas bahwa kalau madrasah tersebut sudah diresmikan tanpa kehadiran Muspika kecamatan Bayan.


Melihat kondisi demikian, salah seorang pengurus yaitu Amaq Sayuti kembali menemui TGH.M. Zainuddin Arsyad untuk memohon kehadirannya pada peresmian MI Maraqitta’limat yang ke dua kali, karena pihak Muspika sudah siap menghadiri acaranya.


Tepat tanggal 1 Januari 1969 Acara peresmian pun kembali digelar dengan dihadiri beberapa pejabat di tingkat kecamatan serta dua utusan dari TGH.M. Zainuddin, yaitu almarhum TGH. Manan dan TGH. Abu Bakar.


Rintangan dan tantangan datang silih berganti, yang seolah-olah tiada henti. Mengapa tidak dikala madrasah ini sudah berjalan, tentu tantangan utamanya adalah masalah pendanaan, sehingga pihak pengurus pun harus mengambil langkah-langkah pasti. Kebijakan yang diambil saat itu, setiap warga yayasan Maraqitta’limat dan simpatisannya, dikenakan setiap bulan Rp. 1000. Hal inipun mendapat tantangan yang cukup berat, karena banyak pihak menilai bahwa apa yang dilakukan oleh pengurus ini adalah salah satu bentuk pungutan liar (pungli).


Namun syukurlah ketika tantangan itu datang, ternyata ada jalan keluarnya. Dan pada saat itu datanglah camat Gangga yang ketika itu dijabat oleh HL. Iskandar (al-marhum) yang juga mantan bupati Lombok Barat, memberikan pengertian kepada beberapa pejabat di tingkat kecamatan Bayan, bahwa pendidikan dibawah naungan yayasan swasta akan dibiaya oleh jama’ahnya. Jadi apa yang dilakukan oleh pihak pengurus itu sudah benar, bukan termasuk katagori pungli.


Selesai persoalan yang satu timbul lagi persoalan baru, dimana ketika itu MI-Maraqitta’limat masih bergabung dengan SDN 1 Desa Anyar. Yaitu siswa SD masuk pagi dan siswa MI masuk sore. Dan ketika itu sudah berjalan, ternyata muncul lagi aturan pemerintah, bahwa setiap sekolah dibawah pengawasan pemerintah diharuskan masuk pagi. Dan tentu saja aturan ini membuat pengurus MI-MT menjadi bingung, karena sebagian besar siswa yang dididik adalah siswa SD. “Dengan keluarnya aturan tersebut, pengurus yayasan harus mencari murid baru, karena siswa yang dididiknya didrop oleh SD 1 Anyar”, tutur H. Lalu Akar, yang juga mantan kepala KUA Kecamatan Bayan.


Menanggapi persoalan tersebut, TGH. M. Zainuddin Arsyad, meminta kepada setiap jama’ah Maraqitta’limat agar menyekolahkan anaknya di madrasah. Dan seruan inipun diikuti oleh jama’ah, sehingga MI-MT mendapat siswa untuk dididik. Seiring dengan perkembangan madrasah ini, salah seorang donator, Lalu Dahim ayahanda H. Lalu Akar mewaqafkan sebidang tanahnya sebagai tempat membangun gedung madrasah yang hingga sekrang ini masih berdiri tegak di tanah wakaf tersebut.


Kendala demi kendala terus dihadapi dengan penuh ketabahan oleh para pengurus yayasan Maraqitta’limat Desa Anyar. Dan Alhamdulillah MI MT yang pertama berdiri di kecamatan Bayan ini tetap berjalan hingga sekarang dengan satu harapan agar para pengurus yayasan dan para guru untuk lebih agresif lagi membangun dan mengembangkan pendidikan yang ada.
Pengurus boleh berganti, namun semangat perjuangan harus tetap dijunjung tinggi, hingga pada saatnya satu demi satu para pengurus ini meninggalkan dunia yang fana, untuk kembali kehadapan Rabbul Izzati.


Perjuangan Bapak Arpini, Bapak Ta’rah, Amak Sayuti, M. Saleh, AM, M. Saleh, HL. Akar, Mujianto, L. Dahim, dan puluhan tokoh lainnya yang kini sebagiannya sudah tiada, tidak boleh dilupakan oleh para generasi muda. Jadikanlah pengalaman para tokoh ini pelajaran yang berharga bagi kita semua. Ingatlah perjuangan kita masih panjang. Selamat Berjuang Kawan. Semoga para pendiri lebih khusus TGH. M Zainuddin Arsyad bersama pejuang di yayasan Maraqitta’limat yang sudah kembali menghadap Allah SWT, diampuni segala dosa dan diberikan tempat yang layak disisi-Nya. (Hasil Liputan Sabran dan Ari Primadona)



Minggu, 13 Juni 2010

Sejarah Hidup TGH.M. Zainuddin Arsyad (Bagian 3)

Oleh : Adlan Mamnun

Menerima Cemohan Dengan Sabar

Sepulang dari Makkah Al-Mukkaromah, Ustadz H.M. Zainuddin Arsyad menggunakan bahasa Arab sebagai bahasa komunikasi sehari-hari, hampir setahun lamanya. Dan untuk memudahkan dalam pergaulannya di Desa Mamben Lauq, beliau sering menggunakan bahasa isyarat.

Akibatnya, muncul asumsi sebagian orang saat itu, yang menganggap Tuan Guru Bajang ini sengaja menggunakan bahasa Arab. Dan tidak sedikit juga yang mencemohkan bahkan mengejek beliau. Namun semua itu ditemia dengan penuh lapang dada dan kesabaran. Sebab bagi dirinya, hal itu bukan unsur kesengajaan, namun karena bahasa sehari-hari, ketika beliu bermukim di tanah suci.

Setelah hampir satu tahun menetap di Desa Mamben, akhirnya bahasa daerahpun mulai digunakan sedikit demi sedikit, sehingga lambat laun menjadi lancar.

Membantu Orang Tua Berdakwah

Melihat kesibukan orang tuanya, TGH.M.Arsyad sibuk dalam melakukan dakwah Islam di tengah-tengah masyarakat, maka terbetiklah niat sucinya untuk membantu sang orang tua tercinta dalam menjalankan misi dakwah. Misinya ini diawali dengan mendirikan sebuah tempat pengajian atau majlis ta’lim. Di tempat inilah, Ustadz H.M. Zainuddin Arsyad mulai mengajar membaca Al-Qur’an dan ilmu-ilmu agama, seperti fiqih, bahasa Arab, Tauhid, Tafsir dan lain-lainnya.

Melihat kegigihan putranya dalam mensyi’arkan Islam, TGHM. Arsyad tentu sangat bersyukur kehadhirat Allah SWT. Bahkan tuan guru muda ini sering mengganti sang orang tua untuk memberikan ceramah-ceramah agama kepada jama’ahnya. Biasanya saat itu, khususnya masyarakat Desa Mamben Lauq, sering mengundang penceramah atau tuan guru dari Masbagik.

Namun setelah pulang dari tanah suci, beliau rutin mengisi ceramah agama di Mamben Lauq dan sekitarnya, sampai beliau diberi gelar oleh jama’ah adalah Tuan Guru Bajang. Hal ini didasari oleh penilaian jama’ah, karena beliau dipandang memiliki kecakapan ilmu khususnya di bidang Agama Islam.

Gelar Tuan Guru, khususnya di Lombok, merupakan sebuah gelar yang diberikan oleh masyarakat, bukan karena pendidikannya yang tinggi, namun karena dinilai telah banyak menguasai ilmu-ilmu agama Islam. Dan gelar inipun tidak diberikan pada sembarangan orang.

Menyebarkan Syi’ar Islam

TGH. M. Zainuddin Arsyad, selain diekenal dengan sebutan Tuan Guru Bajang pada masa itu, dia juga dikenal sebagai pensyi’ar agama Islam di Pulau Lombok.

Salah satu jasa besar yang ditinggalkan bagi jama’ah adalah, keberhasilan beliau mendirikan sebuah organisasi keagamaan, yang kemudian dikenal dengan nama Yayasan Pondok Pesantren Maraqitta’limat, yang berarti tangga pendidikan.

Dalam menjalankan misi dakwah, beliu mengawalinya dari wilayah pesisir pantai Pulau Lombok, terutama bagi penduduk yang dianggap terisolir dan jauh dari dakwah Islam, bila dibandingkan dengan wilayah perkotaan.

Menurut Putra beliau, TGH. Hazmi Hamzar, kegiatan dakwah yang dilakukan dengan menggunakan metode pendekatan kepada masyarakat pesisir mulai dari ujung timur (Kabupaten Lombok Timur-red) hingga ke pesisir utara Pulau Lombok, seperti Bayan, Panggung hingga Sidutan, Kabupaten Lombok Utara.

Dari pesisir wilayah Utara, beliau melanjutkan misi dakwahnya ke Selatan, tepatnya di Bongor Kabupaten Lombok Barat.

Beberapa tokoh masyarakat menuturkan, disamping beliau menggunakan metode pendekatan, juga misinya ini diiringi dengan berdagang keliling, menelusuri pinggir pantai di Pulau Lombok. Selain itu strategi yang dikembangkan adalah menghargai adat dan kebiasaan masyarakat setempat. Artinya tidak serta merta menghapus atau melarang adat dan kebiasaan masyarakat, kendati dinilai bertentangan dengan ajaran Islam.

Kebiasaan masyarakat yang dimaksud adalah meminum-minuman keras, seperti tuak, Berem atau sejenisnya. Kebiasaan lainnya yang dilakukan oleh masyarakat adalah membunyikan gamelan, walaupun waktu sholat tiba.

Beliu maklum, bahwa tempatnya berdakwah adalah orang-orang yang masih buta dalam ajaran agama Islam. Begitu juga dengan adat-istiadat yang masih kuat dipegang teguh oleh masyarakat seperti Wetu Telu di Bayan.

Dalam perjalanannya, beliau selalu melakukan silaturrahmi kepada para tokoh, baik tokoh adat yang dituakan oleh masyarakat setempat, maupun tokoh-tokoh agama. Beliu pertama-tama mengajarkan tentang keimanan kepada Allah SWT. Barulah setelah itu jama’ahnya diajarkan cara-cara beribadah.

Jujur, sopan dan santun serta dengan penuh kesabaran, berusaha memberikan pemahaman terhadap para santrinya. Pelan namun pasti, berkat kegigihannya dalam menjalankan misi dakwah ini, lambat laun banyak masyarakat yang sadar akan dirinya, bahwa bahwa kehidupan yang jauh lebih kekal dan abadai adalah kehidupan akhirat.

Satu contoh misalnya, beliu memperbolehkan masyarakat membunyikan alat-alat musik tradisional seperti gamelan. Namun beliu menyarankan, ketika tiba waktu sholat, bunyi-bnyian tersebut dihentikan, dan berkumpul menunaikan sholat secara berjama’ah.

Cara seperti ini, tidak jauh berbeda dengan misi dakwah yang dilakukan oleh para Wali Songo di Pulau Jawa. (bersambung…..)

*)Penulis adalah Pimpinan Cabang Yayasan Maraqitta’limat Kecamatan Bayan Kabupaten Lombok Utara. Editor: M.Syairi (Kontributor Suara Komunitas.net)

Sejarah Hidup TGHM. Zainuddin Arsyad (Bagian 2)

Oleh : Adlan Mamnun *)

Dimimpikan Ibu Angkat

Setelah tinggal beberapa lama di kota Makkah Al-Mukarromah, Zainuddin tentu sewaktu-waktu merindukan kampung halamanya. Demikian juga dengan sang ibu angkat beliu. Bahkan suatu malam, Inaq Ismail yang mengasuhnya sejak kecil memimpikan Zainuddin yang sedang menimba ilmu di kota suci, sedang ayik bermain layang-layang. Namun tiba-tiba benang layang-layang yang dipegangnya putus. Dan layang-layang itupun terbang sangat tinggi.

Mimpi yang sama dialami oleh sang ibu angkatnya ini berulang sampai tiga kali. Dan muncullah rasa kasih sayang sekaligus kekhwatiran terhadap anak yang diasuhnya sejak kecil. Perasaan tidak tenang, hatipun melayang memikirkan apa takwil dari mimpinya itu. Mungkinkah itu hanya sebuah mimpi belaka atau memang ada tabir dibalik mimpi yang terjadi berulang kali itu.

Karena merasa cemas dan tidak tahan, akhirnya mimpi itupun diceritakan kepada sang suaminya Amak Ismail. Dan tentu saja sang ayah angkatpun tidak mampu mentakwilkan mimpi sang istri, sehingga apa yang menggangu pemikirannya saat itu diceritakan langsung kepada ayah Zainuddin yaitu TGHM. Arsyad.

Mendengar cerita mimpi dari ibu angkatnya ini, TGHM. Arsyad membuat sepucuk surat untuk dikirim ke anak belahan jiwanya di Makkah Al-Mukarromah, yang isinya menanyakan tentang kabar berita di Makkah.

Selang beberapa hari, surat balasanpun dikirim oleh Zainuddin kepada keluarga di Mamben Lauq. Dalam surat balasannya beliu menceritakan, bahwa baru saja dirinya mengalami sebuah musibah, yaitu jatuh dari sebuah tangga bangunan dari lantai atas. Namun kejadian yang menimpa dirinya tidak sampai mengalami luka parah, kecuali beberapa anggota tubuhnya yang masih merasa sakit.

Musibah yang menimpa diri Zainuddin tidak mengendurkan semangat dan tekadnya untuk terus belajar dan mendalami ilmu agama, hingga tanpa terasa beliu sudah tinggal di Makkah selama 20 tahun, dan menunaikan ibadah haji, sehingga nama beliu dikenal dengan TGH. Muhammad Zainuddin Arsyad.

Kembali Ke Kampung Halaman

Sekitar tahun 1938, dimana ketika itu bangsa Indonesia masih dijajah oleh Belanda, TGHM. Zainuddin Arsyad, memutuskan untuk kembali ke kampung halamannya di Desa Mamben Lauq, setelah bermukim selama kurang lebih 20 tahun di kota Makkah.

Usia beliu ketika itu masih terbilang remaja yaitu 26 tahun. Selama Tuan Guru muda ini berada di tanah suci, disamping memperdalam ilmu agama Islam, juga memperdalam ilmu bahasa Arab atau Nahu Sharaf, lebih-lebih bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi sehari hari adalah bahasa Arab. Selain itu, beliau juga belajar ilmu tafsir, tashawwuf, tauhid, fiqih dan ilmu-ilmu lainnya.

Dengan penguasaan bahasa Arab serta lamanya bermukim di Makkah, membuat sosok Tuan Guru muda atau dikenal dengan Tuan Guru Bajang ini melupakan bahasa asal kelahirannya. Tidak heran, ketika beliu baru pulang dari Makkah, bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi dengan keluarga dan tetangga adalah Bahasa Arab.

Al-marhum TGH. Abdul Manan, pernah menuturkan, sepulang TGH.M. Zainuddin Arsyad dari Makkah, bahasa komunikasi yang digunakan adalah bahasa Arab, baik terhadap teman maupun terhadap para tamu yang berkunjung ke rumahnya.

Melihat bahasa komunikasi yang demikian, membuat keluarganya waktu itu, sedikit agak bingung, karena sebagian teman dan sahabatnya tidak mengerti apa yang diungkapkan oleh beliau. Dan hal inilah yang menimbulkan sedikit miskomunikasi. Dan konon kebiasaan menggunakan bahasa Arab dalam berkomunikasi sehari hari berlangsung hingga berbulan-bulan. (bersambung....)

*)Penulis adalah Pimpinan Cabang Yayasan Maraqitta’limat Kecamatan Bayan Kabupaten Lombok Utara. Editor: M.Syairi (Kontributor Suara Komunitas.net)

Sabtu, 12 Juni 2010

Terong Ajaib Bertuliskan Allah Ditemukan


Lombok Utara - Aneh tapi nyata, sebuah keajaiban Tuhan ditunjukkan melalui sebuah terong yang di dalamnya bertuliskan huruf Al-Qur’an (Allah-red).

Kejadian tersebut bermula dari salah satu warga Dusun Terengan Timur, Desa Pemenang Timur, Kecamatan Pemenang, KLU, Diniah (30) pada tanggal 9 Juni 2010 lalu membeli terong untuk keperluan sayur sehari-hari. Terong yang dibeli di pasar desa setempat sebanyak 5 buah, kemudian terong yang sudah dibeli tersebut dibelah dengan maksud untuk dijadikan sayur, tapi setelah dibelah terlihat ada tulisan Al- Qur’an bertuliskan Allah. Namun karena terong tersebut rusak akibat dibelah sehingga tulisan tersebut tidak terlalu kelihatan.

Keesokan harinya ia (Diniah-red) kembali membeli 5 buah terong untuk dijadikan sayur lalapan (rusu bahasa sasaq Dayan Gunung (KLU)-red) seperti biasa ia kembali membelah salah satu terong tersebut, untuk dijadikan sayur makan siang, namun alangkah kagetnya terong yang dibelah tersebut kembali ditemukan tulisan Al-qur’an bertuliskan Allah.

Kini Dusun Terengan Timur pun santer dibicarakan bahkan hampir semua dusun sekitar beramai-ramai berkunjung ke rumah Diniah untuk melihat langsung terong yang bertuliskan huruf al-Qur’an tersebut. Tak hanya warga biasa saja, berdasarkan keterangan warga sekitar, Wakil Calon Bupati KLU terpilih, H. Najmul Ahyar juga menyempatkan diri untuk melihat langsung penemuan terong ajaib tersebut.

Informasi yang berhasil dihimpun Suara Komunitas di lokasi, satu minggu sebelum penemuan terong ajaib tersebut, Dian putri dari Diniah yang masih duduk di bangku Tsanawiyah di salah satu Pondok pesantren (Ponpes) di KLU bermimpi melihat tulisan Allah di langit, mimpinya itu kemudian diceritakan kepada kedua orang tuanya, jarak satu minggu kemudian barulah penemuan terong ajaib ditemukan oleh ibu kandung Dian yang kini ramai dibicarakan masyarakat.

Kini Diniah dan suaminya Hamdi Kamil berniat untuk mencari bahan pengawet untuk terong ajaib tersebut dengan maksud agar dapat bertahan lama. (Adam Gita Swara FM)

Siswa Berpuasa Sebagai Tanda Syukur

Lombok Utara - Sebagai wujud rasa syukur Kepada Allah SWT, atau kelulusannya pada ujian nasional, 11 siswa Madrasah Tsanawiyah Maraqitta’limat (MTs-MT) Dusun Lenggorong Desa Sambik Elen Kecamatan Bayan Kabupaten Lombok Utara, menggelar puasa nazar selama tiga hari.

“Para siswa bernazar, kalau lulus ujian akan melakukan ibadah puasa selama tiga hari serta melakukan ziarah makam ke beberapa tempat dui Lombok Timur, seperti ke makam almrhum TGKH. Muhammad Zainuddin Abul Madjid (pendiri NW) di Pancor, makam almarhum TGHM. Zainuddin Arsyad (Pendiri Yayasan MT) di Mamben dan makam Selaparang”, tutur Hamdan, Kepala MTs-MT Lenggorong.

Dan berkat nazar para siswa ini, lanjut Hamdan, semuanya lulus seratus persen, dan ini merupakan sebuah prestasi yang perlu dipertahankan pada tahun-tahun mendatang.

Hamdan menambahkan saat ini, MTs-MT, kembali menerima siswa-siswi baru tahun pelajaran 2010/2011. “Jadi para orangtua khususnya di Desa Sambik Elen, yang memiliki anak tamatan SD atau MI, sudah bisa mendaftarkan anaknya ke MTs-MT setiap hari”, harapnya

Sejarah Hidup TGHM. Zainuddin Arsyad (Bagian 1)

Oleh : Adlan Mamnun *)

Masa Kecil
TGH. Muhammad Zainuddin Arsyad lahir sekitar tahun 1912 di Desa Mamben Lauq, Kecamatan Wanasaba, Kabupaten Lombok Timur-NTB. Ayah beliau bernama TGH. Arsyad, yang saat itu menjadi penghulu (tokoh agama. Dan ibunya bernama Inaq Makenun. Kehidupan keluarga beliu cukup sederhana dan agamis.

Seperti kebanyakan anak lainnya, beliu tumbuh dan berkembang secara wajar. Dari masa kanak-kanak, Zainuddin kecil dalam pergaulannya sehari-hari selalu mencerminkan sifat-sifat terpuji, hormat terhadap orang yang lebih tua, dan sopan kepada sesama. Tidak heran, ketika masa kecilnya banyak orang yang saying pada dirinya.

Karena mendapat pendidikan agama sejak dini, membuat sifat dan sikap kepemimpinannya sudah mulai nampak terutama dalam pergaunlannya sehari-hari, sesuai dengan ajaran agama Islam yang diyakini kebenarannya.

Menjadi Anak Angkat
Ketika usia Zainuddin menginjak empat tahun, beliu diasuh oleh Amak Ismail dan Inaq Isah yang sekaligus sebagai orang tua angkatnya. Karena pada saat itu, kedua pasangan ini, belum dikaruniai seorang anak. Kendati demikian, Zainuddin kecil sudah dianggap sebagai anaknya sendiri.

Kendati berada dalam buaian dan belaian kasih sayang orang tua angkat, tidak serta merta beliu di lepas begitu saja oleh TGH. Arsyad. Dengan penuh rasa kasih sayang, beliu dididik dengan ajaran agama. Sehingga orang tua beliu perperan ganda, yaitu disatu sisi sebagai orang tua, dan disisi lain sebagai sosok guru yang sangat dihormati.

Mendapat pendidikan dari sang ayah yang cukup disiplin, membuah sosok Zainuddin kecil cukup cerdas, jujur, rendah hati baik budi pekertinya dan semakin nampak jiwa kepemimpinannya, walaupun diusia yang masih belia.

Menuntut Ilmu ke Negeri Makkah
Ketika Zainuddin menginjak usia 6 tahun, atau sekitar tahun 1920, sang ayah dan bunda memutuskan untuk mengirim anaknya ke Makkah Al-Mukarromah untuk menuntut ilmu agama. Keberangkatan beliu menuju Makkah didampingi oleh ayahanda TGH. Arsyad, Konon, beliu sempat digendong oleh orang tuanya ketika berangkat. Setelah mendapat pondokan di Makkah, barulah sang ayah kembali ke tanah air.

Di usia 6 tahun dan tinggal bersama orang-orang yang belum begitu dikenalnya, hidup jauh dari kampung halaman, sanak dan saudara, merupakan sebuah pengalaman yang cukup berharga. Pada masa usia belia seperti itu, sebenarnya masih membutuhkan bimbingan dan dampingan dari orang tua. Namun berbada dengan Zainuddin, masa-masa senangnya bermain harus berpisah sementara dengan semua orang yang dicintainya.

Di Makkah Al-Mukarromah beliu mondok di rumah salah seorang Syeikh Ali Mukminah dan menuntut ilmu di Madrasah Darul Ulum. Salah seorang guru beliau adalah Syeikh Muhammad Basuni Asy-Syafi’I, yang masih keturunan silsilah dari Imam Syafi’i. Berket ketekunan dan keuletannya menuntut ilmu, sehingga diusianya yang masih katagori belia itu mampu menghafal 30 juz Al-Qur’anul karim. (bersambung….)

*)Penulis adalah Pimpinan Cabang Yayasan Maraqitta’limat Kecamatan Bayan Kabupaten Lombok Utara. Editor: M.Syairi (Wartawan Suara Komunitas.net)

Selasa, 08 Juni 2010

Djohan, Siap Merajut Perbedaan

Oleh: *)Adam Gita Swara FM Lombok Utara

Meski rapat pleno dan pengumuman resmi pemenang dalam pemilukada KLU oleh KPU belum dilakukan, namun sebagian besar survey dan penghitungan yang dilakukan secara manual oleh beberapa pihak menilai kemenangan itu akan diraih oleh pasangan nomor Urut 2 yakni JONA (Djohan – Najmul).

Hingga berita ini diturunkan prosentase perolehan suara yang direkap Tim Jurnalis Radio Komunitas KLU paket JONA masih menduduki peringkat tertinggi yakni 45 persen, kemudian disusul paket SUBUR 37 persen, Rifa’I – Syarif 11 persen dan Paket JAKA 6 persen.

Lantas apa yang akan dilakukan Djohan dalam menyikapi kemenangan ini? Suara Komunitas Selasa (8/6) kemarin di JONA Centre mengatakan, Insya Allah kalau paket JONA ditakdirkan terpilih dalam pemilukada KLU hal utama dan harus dilakukan adalah merajut segala perbedaan di setiap lini masyarakat KLU secara utuh dan membangun komunikasi secara intens baik itu dengan semua tokoh, pejabat maupun lapisan masyarakat,“ katanya.

Tapi perlu kita garis bawahi, proses pilkada masih belum final, kita masih harus menunggu keputusan dari KPU selaku konstitusi penyelenggara pilkada KLU, semua tahapan dan proses yang akan dilakukan penyelenggara harus kita taati dan jalani, “ jelasnya.

Selain itu hal penting yang harus difikirkan sejak dini soal keberadaan KLU sebagai kabupaten baru banyak proses pembangunan yang harus dibenahi termasuk persoalan infrastruktur perkantoran dan jalan yang hingga saat ini masih menjadi kendala. Selain itu kita akan sesegera mungkin menyusun rencana jangka pendek, menengah dan jangka panjang yang tetap mengacu pada visi-misi yang sudah tertuang sebelumnya.

Semua proses pembanguan di KLU serta visi-misi yang sudah tersusun itu akan dapat kita capai dan laksanakan jika kita bersatu secara utuh, dalam proses pilkada tidak ada istilah menang dan kalah, semua kandidat adalah bagian masyarakat KLU, jadi komunikasi dan kebersamaan harus tetap terbangun dalam membangun KLU. Suasana kekeluargaan dan kekerabatan adalah modal utama, tapi kalau sebelumnya ada suhu politik yang meningkat itu adalah hal yang sudah biasa,“ katanya.

Disinggung tentang PNS maupun Penjabat KLU yang sebelumnya tidak memberikan dukungan? Sejak awal kita pernah katakan silahkan memberikan dukungan pada siapa pun saja asalkan jangan membuat kelompok-kelompok di tengah birokrasi pemerintahaan.

Apa sikap yang akan diberikan terhadap PNS tersebut? Selama mereka memiliki potensi susuai dengan bidang yang ada tentu akan tetap kita pakai, karena semua masyarakat KLU memiliki sumbangsih untuk membangun Dayan Gunung, jadi silahkan bekerja dengan tenang,“ tambah Djohan bijak. (*) (www.suarakomunitas.net)

Pasangan JONA Unggul Dalam Pemilukada KLU

Lombok Utara - Pemilukada Lombok Utara, yang dijelar 7 Juni 2010, pasangan H. Djohan Sjamsu SH, dan H. Najmul Akhyar SH.MH. (JONA) mampu mengungguli tiga pesaingnya. JONA didukung oleh organisasi keagamaan terbesar di pulau Lombok, seperti Nahdlatul Wathan (NW) dan Yayasan Maraqitta'limat.

Untuk sementara pasangan calon bupati dan wakil bupati KLU, Djohan Sjamsu – Najmul Ahyar, paket (JONA) masih unggul dan mamapu meraih suara sebanyak 51.125 suara, urutan kedua di tempati Subartono – R. Nurjati paket (SUBUR) dengan jumlah suara 42.416 suara, urutan ketiga di tempati pasangan Rifa’I – Sarif (RISA) sebanyak 12.687 suara sedangkan yang terakhir di tempati pasangan Jasman Hadi – M. Katur (JAKA) dengan perolehan suara sebanyak 6.402 suara.

Sedangkan perolehan suara perkecamatan untuk pasangan JAKA di Kecamatan Pemenang 2.152 suara, Kecamatan Tanjung, 687 suara, Gangga 557 suara, Kayangan 889 suara, dan kecamatan Bayan 2.117 suara. Pasangan JONA kecamatan Pemenang 9.036 suara, Tanjung 13.667 suara, Gangga 13. 021 suara, Kayangan 7. 269, Bayan 8.132. Paket SUBUR Kecamatan Pemenang 2.902, Tanjung 8.613, Gangga 8.118, Kayangan 10.875 suara, Bayan 11.908 suara. Paket RISA Kecamatan Pemenang 2. 682 suara, Tanjung 3.295 suara, Gangga 2. 314 suara, kayangan 3.165, Bayan 1.231 suara. Suara sah sementara yang terpakai sebanyak 112.630 suara dari total DPT se KLU sebayak 140.593 suara.

Sementara Divisi sosialisasi KPUD Lobar, Suhardi SIP, di konfirmasi terkait data diatas mengatakan, pihak KPUD hingga saat ini belum ada entry data hasil perolehan suara dari semua calon, dan secara resmi hasil tersebut akan di umumkan setelah rapat pleno KPU hari Sabtu mendatang, tapi sebelumnya KPU juga akan tetap melakukan beberapa tahapan sebelum rapat pleno di selenggarakan, yakni setelah hari pencoblosan proses selanjutnya adalah penyerahan tong suara serta semua berita acara dari KPPS ke PPK melalui PPS, kemudian tanggal 8 hingga 10 juni mendatang akan melakukan rapat pleno penetapan di tingkat kecamatan kemudian baru pada tahap pleno KPU di tingkat Kabupaten.
“ Jika saat ini sudah ada data perolehan itu silahkan saja, tapi secara prosedural KPU belum ada menerima dan belum mengeluarkan hasil validnya sebelum tahapan dan proses di lakukan, “ tandasnya. (Adam/Ari)

Sabtu, 05 Juni 2010

Relawan Siap Dikirim Kembali Ke Gaza

Meski salah seorang wartawannya tertembak, Majalah Hidayatullah akan kembali mengirimkan relawan ke Jalur Gaza, Palestina. Sampai saat ini sudah ratusan orang mengantri ingin berangkat ke sana.

Mereka menganggap perjuangan temannya, Surya Fahrizal, harus dilanjutkan. Ketua DPP Hidayatullah, Imam Tohari, mengaku tidak gentar mengirimkan relawan ke Gaza. ''Kami akan terus lakukan selama Palestina dijajah Israel,'' tegasnya di Kantor Hidayatullah, Jl Cipinang Cempedak I, Jakarta, Jumat (4/6).

Dia mengatakan, pengiriman wartawan ke sana bertujuan untuk memberitakan kekejaman Israel terhadap rakyat Palestina. Dia menilai dunia harus tahu betapa kejamnya negara zionist itu.

Pimpinan Redaksi Majalah Hidayatullah, Mahladi, mengungkapkan Hidayatullah Cabang Surabaya siap berangkat ke Gaza. Hingga kini belum ada kepastian berapa relawan berikutnya yang akan berangkat. ''Masih terhambat masalah dana,'' ujarnya.

Dompet Dhuafa Juga Siap Kirim Bantuan

"Dompet Dhuafa akan mengirimkan 4 orang relawan. Keempatnya akan membantu misi kemanusiaan di sana," kata Presiden Direktur Dompet Dhuafa Ismail Sahid di Masjid Al Azhar, Jl Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (4/6/2010).

Ismail mengatakan, 4 relawan ini adalah orang-orang yang mempunyai latar belakang di bidang medis, kebencanaan, informasi, dan data. Berbeda dengan Freedom Flotilla yang melalui jalur laut, 4 relawan ini akan berangkat melalui jalur darat, Rafah di Mesir.

"Kita optimis bantuan kali ini akan tiba untuk saudara-saudara kita ke Palestina," ujarnya.

Menurut Ismail, bantuan Rp 1 miliar ini difokuskan untuk pembuatan saluran air karena sulitnya masyarakat di Palestina mendapatkan air. Sedangkan air sangat dibutuhkan masyarakat Palestina.

"Kita sudah punya kontak-kontak masyarakat Gaza. Kita mencoba memasukkan bantuan. Apalagi jalur Rafah itu dalam kondisi terbuka," jelasnya.

Jika melalui jalur Rafah tidak bisa, lanjut Ismail, maka relawan akan mencoba jalur yang tidak formal yakni melalui terowongan. "Karena tahun lalu itu kita menempuh jalan lewat itu," imbuhnya.

Rencananya relawan ini akan berangkat Senin 7 Juni 2010. Ismail pun berharap agar masyarakat Indonesia terus memberikan sumbangan kepada masyarakat Palestina.

"Kita hanya berserah diri kepada Allah SWT saja," tukasnya.

Monorail Akan Lengkapi Transportasi Haji Tahun Ini

Yamtia, Makkah Mukarromah,-
Tahap pertama proyek Monorail Makkah diharapkan akan selesai sebelum tahun ini haji. Hal ini akan memungkinkan para peziarah haji 35 persen menggunakan jasa kereta, kata Presiden Saudi Railway Organization (SRO) Abdul Aziz Al-Hoqail.

Menurutnya, monorel ini akan menghubungkan tempat-tempat suci dari Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Ini akan mengurangi kemacetan lalu lintas, khususnya pada hari Arafah, yang biasanya membuat lalu lintas di Makkah tak bergerak.

"Meskipun seluruh proyek akan selesai sebelum musim haji tahun depan, penyelesaian tahap pertama akan bisa mengangkut 35 persen dari layanan kami akan ditawarkan kepada para peziarah tahun ini sendiri," kata Hoqail.

Bila proyek selesai, maka 50 ribu mobil dan bus yang membawa peziarah antara Arafah, Muzdalifah, dan Mina seperti yang digunakan sebelumnya tidak lagi diperlukan.

Proyek dimulai dua tahun yang lalu di bagian selatan tempat-tempat suci di mana sebagian besar jamaah haji dari Arab Saudi serta negara-negara Teluk secara tradisional diakomodasi.

Nantinya, jamaah haji hanya berjalan tidak lebih dari 300 meter untuk mencapai salah satu dari tiga stasiun kos di Arafah. Muzdalifah juga akan memiliki tiga stasiun. Stasiun pertama di Mina dekat dengan Muzdalifah, sangat dekat dengan tempat melontar jumrah.

Kereta api ini dibangun sejajar dengan jalan sehingga pejalan kaki dan tenda jamaah haji di Mina tidak terganggu. Sistem seluruh kereta, termasuk stasiun, akan ditinggikan dan akan disiapkan akses eskalator dan tangga untuk mencapainya.

Masing-masing dari lima baris dari proyek monorel akan memiliki kapasitas per jam untuk membawa 60 ribu hingga 80 ribu penumpang antara Mina, Arafah dan Muzdalifah, dan kemudian antara Mina dan Makkah. Semua kereta akan memiliki 12 kompartemen besar, masing-masing 23 meter panjang dan tiga meter lebarnya.

Sebuah perusahaan Cina telah melakukan pembangunan jalur kereta api dan stasiun mempekerjakan 5.000 pekerja. Sumber informasi mengatakan gerbong kereta dan mesin kereta segera akan dikirim dari Cina ke Pelabuhan Islam Jeddah. (syf)

Jumat, 04 Juni 2010

MTs. Maraqitta’limat Dapat Bantuan Dana Rehab

Lombok Utara - Madrasah Tsanawiyah Maraqitta’limat (MTs-MT) Dusun Lenggorong Desa Sambik Elen Kecamatan Bayan Kabupaten Lombok Utara mendapat bantuan dana rehab sebesar Rp. 90 juta.

Bantuan dana rehab tersebut diperoleh sesuai dengan Surat Keputusan Jenderal Pendidikan Islam No: DJ.I/189/2010 tanggal 19 April 2010, yang isinya bahwa MTs akan mendapat dana bantuan rehabilitasi ruang kelas dan peningkatan sarana dan prasarana tahun anggaran 2010 sebesar Rp. 90 juta. Dana tersebut akan dipergunakan untuk pekerjaan dinding, pelesteran, pemasangan tegel, plapon dan kusen.

“Untuk pekerjaan mutu, sebagian dana tersebut dimamfaatkan untuk pengadaan buku umum, sarana olah raga, lemari kelas dan kantor. Dan bila memungkinkan akan dikembangkan juga untuk membangun ruang kelas belajar”, ungkap Hamdan, Kepala MTs-MT, ketika ditemui Yamtia (4/6), di kediamannya di Dusun Lenggorong Desa Sambik Elen.

Lebih lanjut Hamdan, menyoroti peran media dalam memberitakan tentang pendidikan yang salah satunya adalah Yamtia, yang dinilai tetap intens mengangkat berbagai kekurangan yang dimiliki oleh lembaga pendidikan yang ada di Lombok Utara, sehingga mendapat perhatian dari pemerintah. “Kami berterima kasih kepada media, yang selama ini telah banyak membantu kami dalam hal pemberitaan tentang perkembangan MTs-MT Lenggorong”, katanya.

Selain bantuan dana rehab, MTs-MT yang terletak di jalan pariwisata Majapahit Desa Sambik Elen ini, juga akan mendapat bantuan pembangunan penambahan lokal atau ruang belajar yang akan didanai dari Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM). “Insya Allah, dalam waktu dekat ini ada bantuan penambahan ruang belajar dari dana PNPM, karena mengingat MTs-MT baru memiliki dua ruang belajar, sehingga perlu penambahan lokal”,jelas Hamdan, seraya menambahkan bahwa para gurunya, juga sudah masuk dalam program, akan diberikan honor dari dana PNPM.

“Mudah-mudahan semua program ini dapat terwujud, sehingga apa yang menjadi cita-cita baik para guru maupun siswa untuk mencetak kader-kader yang mumpuni, baik dibidang pendidikan iman dan taqwa maupun dalam bidang ilmu pengertahuan dan teknologi”, harapnya.

Dan pada ujian nasional yang merupakan ujian perdana bagi siswanya, tambah Hamdan, dapat meluluskan 100 persen. Dan ini merupakan prestasi bagi MTs-MT yang didirikan pada tahun 2004 lalu, bila dibandingkan dengan madrasah lainnya yang belum mampu meluluskan 100 persen siswanya. “Dengan adanya bantuan rehabilitasi dan pembangunan gedung ini dapat lebih memacu semangat kami baik para siswa maupun guru untuk terus berprestasi khususnya dalam belajar mengajar”, imbuhnya.

Sementara saat ini, pihak sekolah juga telah mulai membuka penerimaan siswa baru untuk tahun pelajaran 2010-1011, dengan harapan para tamatan SD maupun MI dapat mendaftarkan dirinya setiap saat. (Ari-Primadona)

Selasa, 01 Juni 2010

Pelajar Indonesia di Makkah Kutuk Serangan Israel

Yamtia, Makkah Mukarromah,-

Serangan Israel terhadap kapal Mavi Marmara yang mengangkut ratusan relawan menimbulkan aksi pengutukan sejumlah pihak. Diantaranya adalah pelajar Indonesia yang berada di Makkah Mukarromah. Sejumlah pelajar mengutuk aksi tindakan Israel yang dianggap tidak berperikemanusiaan tersebut.

Salah seorang pelajar dari Lombok Timur, Indonesia, H. Sahlan Rafiqi Sasaky menyatakan bahwa aksi Israel menunjukkan bahwa Israel memang tidak ingin berdamai dengan ummat Islam. ” Israel adalah negara yahudi, yang kita tahu bahwa Yahudi sebagaimana disebutkan di dalam Al-Qur’an tidak akan pernah rela melihat ummat Islam sampai ummat ini mengikuti langkah atau ajaran mereka.” ujarnya.

H. Sahlan Rafiqi Sasaky juga mengajak kepada seluruh ummat Islam khususnya pemimpin negara-negara Islam di dunia untuk tidak melupakan Masjidil Aqsho yang ada di Palestina. Hal tersebut diungkapkan olehnya mengingat Masjidil Aqsho bukan milik orang Arab tetapi milik ummat Islam sedunia.

Sahlan juga menambahkan, bahwa dirinya mengingatkan agar PBB melakukan tindakan tegas terhadap Israel. Israel telah menyerang kapal Mavi Marmara yang mengangkut sejumlah relawan yang akan memberikan bantuan kepada kaum muslimin di Gaza, Palestina. Tindakan ini oleh Sahlan, dianggap telah melanggar hukum Internasional. ” PBB harus menunjukkan kejantanannya, berikan tindakan tegas terhadap Israel karena telah hukum Internasional, PBB jangan banci.” katanya.