Terima kasih anda telah mengunjungi blog Yayasan Maraqitta'limat***Info Yayasan Maraqitta'limat bisa dilihat di yamtia.wordpress.com***Pemondokan jamaah haji tahun ini paling jauh 4 km dari masjidil harom***Pelajar di Makkah Mukarromah siap membantu jamaah hajji selama berada di Makkah Mukarromah***Para Relawan siap kembali dikirim ke Gaza

Sabtu, 17 Juli 2010

Sahlan Rafiqi : Masjid Tidak Perlu Dibongkar

Yamtia, Makkah Mukarromah,-
MENYUSUL adanya perubahan arah kiblat sebagaimana fatwa MUI pusat, masjid-masjid yang sudah dibangun dan tidak sesuai arah kiblat, tidak perlu dibongkar. Cukup dengan memperbaiki shafnya.
Hal tersebut diungkapkan pelajar di Makkah Mukarromah asal NTB, H. Sahlan Rafiqi ketika diminta tanggapannya oleh MTZone Jumat (16/7) kemarin soal perubahan arah kiblat. Masyarakat pada prinsipnya tidak perlu resah. Diakuinya, sebagai provinsi yang dikenal dengan daerah seribu masjid, persoalan arah kiblat memang menjadi perhatian serius masyarakat. Menurut Sahlan Rafiqi yang juga cucu pendiri Yayasan Maraqitta’limat ini , untuk NTB arah kiblat tidak berbeda jauh, juga ke arah barat laut.
Sebagai daerah seribu masjid Sahlan Rafiqi menilai tidak semua masjid yang bangunan harus diubah menyusul keluarnya fatwa MUI ini. Diyakini, masjid-masjid yang ada sudah sebagian besar dibangun mengikuti pola penentuan modern. “Rata-rata sekarang membangun masjid menggunakan kompas,” imbuhnya.
Diketahui, kiblat bagi umat Islam yang salat di Masjidil Haram Mekkah ialah mengadap ke bangunan Ka’bah. Sementara kiblat bagi orang bersalat yang tidak dapat melihat Ka’bah yakni ke arah Ka’bah (jihat al-Kaabah). Beberapa laporan menyebutkan, perkiraan para ahli Falaq menyatakan kiblat saat ini banyak menghadap ke Afrika, ke arah Somalia, Kenya dan Tanzania.
“Masyarakat tidak perlu khawatir khususnya yang ada di Pulau Lombok. Tidak perlu membongkar masjid.cukup arah sajadahnya yang dirubah. Karena kalau membongkar masjid itu biayanya banyak.”ungkapnya.

Minggu, 11 Juli 2010

Amin Djamaluddin: Ajaran ESQ Ary Ginanjar tentang Asma Allah Jelas Menyimpang

RAMAINYA kontroversi ESQ Model Ary Ginanjar Agustian setelah difatwa sesat oleh Mufti Malaysia, tak luput dari perhatian H Amin Djamaluddin. Pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat ini memang telah menjadi rujukan informasi berbagai aliran dan paham sesat di Indonesia. Hampir setiap aliran sesat yang merebak di nusantara, Aminlah yang menjadi saksi ketika kasusnya disidang di pengadilan.

Bulan lalu, tepatnya 1 Juni 2010 tokoh bersahaja yang akrab disapa Pak Amin menjadi saksi ahli dalam sidang penodaan agama yang dilakukan oleh aliran sesat Surga Eden Cirebon, Jawa Barat. Aliran Surga Eden yang dipimpin oleh Nabi Palsu Tantowi ini divonis sesat karena ajarannya menyimpang dari Islam, antara lain: pimpinannya, Ahmad Tantowi mengaku sebagai Tuhan semesta alam yang menjanjikan surga bagi pengikut wanitanya dengan satu syarat: mau ML (bersetubuh) dengannya. Sebagai tuhan sekte, Tantowi melarang pengikutnya mengamalkan syariat agama Islam, seperti shalat lima waktu, puasa ramadhan, dan mengaji Al-Qur’an.

Ditemui wartawan voa-islam.com, Kamis malam (8/7/2010) di kantor Lembaga Penelitian dan Pengkajian Islam (LPPI) kawasan Tambak, Jakarta Pusat, pakar dan pemerhati aliran sesat ini bicara blak-blakan tentang ESQ. Dengan bahasa yang gamblang, tanpa tedeng aling-aling, Pak Amin yang juga pengurus Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) Pusat ini menyatakan penyimpangan ajaran ESQ Ary Ginanjar dalam buku resmi ESQ. Berikut petikan wawancaranya:

Bagaimana tanggapan Pak Amin tentang kontroversi ESQ Ary Ginanjar.

Bagi saya, setelah membaca buku “Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual ESQ” yang ditulis oleh Ary Ginanjar, pemahaman tentang Asmaul Husna itu jelas sangat menyimpang.

Sebab dalam ayat itu kan disebutkan “walillahil asmaa`ul Husna fad’uuhu bihaa.” Begitu perintah Allah dalam Al-Qur'an. Terjemahan Depag disebutkan, “Hanya milik Allah asmaa-ul husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaa-ul husna itu.”

Di situ ada kata “hanya.” Asmaul Husna itu hanya milik Allah. Kita diperintahkan “fad’uhu biha” bermohonlah kepadanya dengan menyebut Asmaul Husna itu, yaitu berdoa dengan menyeru: Ya Allah, ya Rahman, ya Ghaffar, dan seterusnya.

Tapi Asmaul Husna dalam buku ESQ diartikan menyimpang. Misalnya “Al-Majid” diartikan saya bersifat mulia. “Al-Majid”nya Allah diartikan Ary Ginanjar dengan makna “saya bersifat mulia.” Mengaku sebagai orang yang mulia itu adalah sifat yang angkuh dan sombong. Kalau orang lain yang menilai kita mulia, itu ndak masalah. Tapi kalau kita sendiri yang mengaku mulia, ini kan pengakuan yang angkuh dan sombong.

Contoh lainnya, Asmaul Husna “Huwal awwalu wal-akhir” diartikan menjadi “saya bersikap selalu menjadi orang pertama dan terakhir.” Ayat “Huwal awwalu wal-akhir” itu disamakan dengan kita.

Tidak bisa manusia masuk menyerupai asma Allah, kekuasaan Allah, kebesaran Allah, dan Rahman Rahimnya Allah. Tidak bisa! Jangan dibandingkan manusia dengan Allah. Apa sih artinya manusia, kok dibandingkan dengan kebesarannya Allah?

Apa saja yang dinilai menyimpang dalam buku ESQ tersebut?

Menurut saya, kesalahan yang paling mendasar dalam buku ESQ ini adalah penyimpangan makna Asmaul Husna, karena ini adalah kunci dan inti buku ini. Dalam buku ini, masalah Asmaul Husna merupakan kesimpulan akhir.

Asmaul Husna “Al-Muqsith” diartikan saya adil dalam menghukum. Bagaimana mungkin menyamakan keadilan Allah dengan keadilan manusia?

Ini adalah penyimpangan yang ingin menyaingi Allah SWT. Sama kayak HMA Bijak Bestari yang dulu sering tampil di televisi tiap Sabtu mengobati orang. Bijak Bestari mengaku dirinya tuhan tertinggi di atas Allahu Akbar. Allahu Akbar setingkat di bawah dia. Hampir sama ESQ dengan HMA Bijak Bestari.

...kesalahan yang paling mendasar dalam buku ESQ ini adalah penyimpangan makna Asmaul Husna. Ini adalah penyimpangan yang ingin menyaingi Allah SWT...

Bagaimana dengan doktrin ESQ Ary Ginanjar yang menjadikan suara hati sebagai sumber utama kebenaran?

Dalam buku tersebut Ary Ginanjar menulis imbauan: “Pergunakanlah suara hati anda yang terdalam sebagai sumber kebenaran, yang merupakan karunia Tuhan” (Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual ESQ, hal. liv).

Ini tidak benar. Tidak ada ukuran kebenaran dengan suara hati. Manusia tidak bisa menemukan kebenaran kalau mengikuti suara hati. Karena kebenaran itu hanya dari Allah dan Rasul-Nya. Al-Qur'an surat Al-Baqarah ayat 147 Allah menyatakan: “Al-haqqu min robbika.” Kebenaran itu hanya dari Allah. Jadi tidak ada jaminan kebenaran berdasarkan suara hati.

Apa sih artinya suara hati? Kebenaran menurut Islam, sumbernya adalah qolalloh dan qola rosululloh (apa kata Allah dan Rasulnya, red.). Jangan jadikan suara hati sebagai sumber kebenaran, karena setan bisa mengendalikan hati.

Apa ukurannya, rumusannya apa kalau suara hati dijadikan kebenaran? Karena suara hati setiap orang itu berbeda-beda. Jangan coba-coba jadikan suara hati sebagai sumber kebenaran!

...ESQ tidak benar. Manusia tidak bisa menemukan kebenaran kalau mengikuti suara hati. Karena kebenaran itu hanya dari Allah dan Rasul-Nya. Jadi tidak ada jaminan kebenaran berdasarkan suara hati...

Tapi menurut Ary Ginanjar, Nabi Muhammad adalah pemimpin yang mengandalkan logika dan suara hati.

Tidak benar! Rasulullah itu bertindak sesuai dengan petunjuk dan wahyu Allah. Rasulullah itu tidak menggunakan suara hati, tapi dibimbing wahyu.

Rasulullah pernah memakai sepatu (khuf). Ketika bersuci, Rasulullah mengusap bagian atas sepatu. Padahal menurut logika, seharusnya yang diusap (dibersihkan) adalah bagian bawah sepatu, karena yang kotor adalah bagian bawah sepatu. Makanya dalam hadits Ali radhiyallahu ‘anhu, ia berkata:

“Seandainya agama itu dengan akal niscaya yang lebih pantas diusap adalah bagian bawah khuf daripada bagian atasnya. Sungguh aku melihat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengusap di atas kedua khufnya.”

Agama adalah wahyu, bukan logika dan suara hati. Logika dan suara hati setiap manusia itu tidak sama.

...Agama adalah wahyu, bukan logika dan suara hati. Logika dan suara hati setiap manusia itu tidak sama...

Bagaimana dengan klaim Ary Ginanjar bahwa mukjizat Nabi itu tidak bisa diterima dengan akal?

Masuk akal atau tidak, mukjizat Nabi itu harus kita terima dengan iman. Karena mukjizat itu memang tidak bisa diterima oleh akal. Tapi iman bisa menerimanya. Jangan menolak mukjizat meskipun akal tidak bisa menerimanya.

Makanya kayak aliran Isa Bugis yang menolak mukjizat karena dianggap tidak sesuai dengan akal pikiran.

...Jangan menolak mukjizat meskipun akal tidak bisa menerimanya, kayak aliran Isa Bugis yang menolak mukjizat karena dianggap tidak sesuai dengan akal pikiran...

Apa sikap Pak Amin terhadap para tokoh Islam yang mendukung ESQ?

Saya akan temui MUI dan Dewan Dakwah yang mendukung ESQ Ary Ginanjar. Juga kepada orang Depag yang membela ESQ akan saya temui, akan saya jelaskan masalah ini.

Ini menegakkan aqidah. Ini bukan soal Malaysia atau Indonesia, tapi masalah aqidah. Masalah aqidah tidak terbatas wilayah negara. Orang kok diajak supaya menjadi seperti sifatnya Allah, ini tidak benar.

Asma Allah “Al-Majid” diartikan Ary Ginanjar dengan makna “saya bersifat mulia.” Hanya iblis saja yang punya prinsip “ana khairun minhum” (aku lebih baik, red.) itu.

Karena ini masalah akidah, siapapun yang bertanya akan saya jelaskan bahwa ESQ ini menyimpang.

...Hanya iblis saja yang punya prinsip “ana khairun minhum” (aku lebih baik)...

Apa imbauan Pak Amin untuk ESQ Ary Ginanjar?

Saya berharap agar dia kembali kepada kebenaran, mudah-mudahan dalam hal ini hanya khilaf karena kurangnya pemahaman tentang agama. Mudah-mudahan sadar kembali kepada kebenaran, dan mau mengakui kesalahannya. Namanya manusia itu bisa saja salah. Kita bukan cari ribut, tapi kalau dia tetap bertahan, ya akan jadi masalah nanti. Rujuklah kepada al-haqq. [taz, zak/voa-islam.com]

Sabtu, 10 Juli 2010

Menelusuri Jejak Dakwah TGH.M. Zainuddin Arsyad (Bag 4)

Berdagang
Bila ditelusuri lebih jauh tentang pola kehidupan TGH.M. Zainuddin Arsyad, tentu kita akan berdecak kagum. Sederhana dan bersahaja, demikianlah yang tampak pada sosok Tuan Guru Sufi ini. Kesederhanaan itu dapat dilihat dalam menjalankan misi dakwahnya. Di satu sisi, beliau adalah da’I, tapi disisi lain, beliau adalah seorang pedagang keliling dari satu kampung ke kampung lainnya.

H. Hasan Nasrin, salah seorang tokoh Maraqitta’limat Kecamatan Bayan menuturkan, berdagang yang dilakukan oleh TGH.M.Zainuddin Arsyad, bukan sebagai tujuan utama, namun itu merupakan sebuah alat untuk berda’wah di tengah-tengah masyarakat.

Dagangan yang dibawa setiap kali menjalankan misi dakwahnya adalah, garam, kedelai, bawang merah, bawang putih, cabe, kapuk dan pakaian. Barang dagangan ini diambil dari mitra usahanya untuk dibawa keliling, mulai dari labuhan Lombok, Sambelia, Belanting, Obel-Obel, Bayan, Santong, Panggung, Sidutan hingga ke Sembalun.

Barang dagangannya kerap kali ditukar dengan hasil-hasil bumi para petani. Kegiatan berdakwah sambil berdagang terus dilakukan, sehingga di beberapa tempat didirikan musalla, masjid atau madrasah, sebagai tempat membina umat.

H. Lalu Akar, mantan pengurus Yayasan Maraqitta’limat mengatakan, bahwa sekitar tahun 1941, beliau sudah mulai masuk ke Dayan Gunung atau sekarang sudah menjadi sebuah kabupaten baru yaitu Lombok Utara.

Kedatangan beliu pertama kali di Bayan, disambut oleh Endi Abdul Gani, salah seorang keturunan Bugis-Makasar yang tinggal di Desa Sukadana Kecamatan Bayan. Konon pertemuan beliau dengan Endi Abdul Gani tanpa disengaja ketika sedang berdagang di Dusun Panggung Desa Selengen.

Kebetulan pada saat itu, TGH.M. Zainuddin Arsyad menjual garam, sementara Endi Abdul Gani sebagai pembeli. Di saat terjada tawar menawar harga garam, Endi Abdul Gani mengaku heran, karena sang si penjual (TGH.M. Zainuddin Arsyad-pen) bukan menawarkan dengan harga tinggi, namun malah sebaliknya.

Karena kejadian tersebut, pembicaraan antara pedagang dan pembeli inipun berlanjut dan saling memperkenalkan diri. Endi Abdul Gani pun mengajak beliu ke rumahnya di Gubug Bangsal-Telaga Begek Desa Sukadana.

Sikap sopan dan rendah hati, bertutur bijaksana dan bertingkah santun. Inilah ditunjukkan ketika bertamu di rumah Endi Abdul Gani, membuat sang pemilik rumah semakin kagum, dan persahabatan mereka berduapun berlanjut. Demikian juga dengan hubungan kegiatan jual beli terus terjalin. Bak gayung bersambut, dari rumah sahabatnya inilah, beliau mulai lakukan dakwah Islam, yang lambat laun terus mengalami kemajuan.

Dan bila waktu sholat tiba, tidak lupa, beliau mengajak sahabatnya untuk menunaikan sholat secara berjama’ah, disebuah masjid kecil dan sederhana, yaitu masjid Panji Islam, yang dibangun orang Endi Abdurrahman yang berasal dari Pulau Sumbawa.

Berdakwah Dari Rumah ke Rumah

Persahabatan yang terjalin antara kedua hamba Allah (TGH.M. Zainuddin Arsyad dan Endi Abdul Gani-pen) semakin hari semakin erat. Dan setiap kali beliu datang, selalu diminta untuk memberikan sekedar ceramah agama. Namun demikian, sang sahabat Endi Abdul Gani, sedikitpun tidak tau, bahwa yang sering datang bertamu ke rumahnya adalah salah seorang ulama Sufi yang telah lama menempa ilmu di negeri Makkah Al-Mukarromah.

Setelah masing-masing menceritakan sejarah hidupnya, barulah Endi Abdul Gani, yang ketika itu sebagai kepala kampong (matua) menyadari bahwa, sahabatnya itu adalah orang yang memiliki ilmu agama yang mumpuni, dan patut sebagai tempat belajar memperdalam ilmu agama Islam.

Tidak heran, bila kedatangan sang shabat karibnya yang tiada lain adalah TGH. M. Zainuddin Arsyad selalu ditunggu-tunggu oleh Endi Abdul Gani bersama jama’ah lainnya. Kedatangan beliau tidak pernah disia-siakan. Endi Abdul Ganipun menyarankan kepada TGH. M. Zainuddin Arsyad, untuk sementara kegiatan dakwah dilakukan dari rumah ke rumah, atau menghindario berdakwah di tempat umum seperti masjid ataupun musalla.

Saran ini dikemukakan bukan tanpa alasan, namun karena mengingat kondisi masyarakat pada saat itu masih memliki keyakinan yang kuat khususnya tentang adat-istiadat Wetu Telu. Saran dan masukan dari sahabatnya inipun diterima.

Dalam menjalankan dakwahnya, Endi Abdul Gani selalu membantu beliau untuk mendatangi warga sambil membawa dagangannya. Bahkan, TGH.M. Zainuddin seringkali menginap di sebuah kampung Bugis di Labuhan Carik Desa Anyar. Dan ditempat terdapat sebuah Sekolah Rakyat (SR).

Labuhan carik tempat beliu bermukim, memiliki sejarah tersendiri, yang konon pada saat penyebaran agama Islam yang dilakukan oleh para Wali Songo, ditempat inilah berlabuhnya kapal mereka.

Sementara kegiatan dakwah di wilayah Panggung Desa Selengen dan sekitarnya dilakukan secara terus menerus, sehingga didirikanlah sebuah musalla pertama di dusun tersebut, sebagai tempat untuk mengumpulkan jama’ah yang mau belajar ilmu agama.

Lalu Hasan BA, salah seorang mantan camat Bayan menuturkan, kegiatan dakwah Islam yang dilakukan oleh TGH. M. Zainuddin Arsyad, khususnya di Dayan Gunung, pada masa kedistrikan Raden Kertapati.

Melihat dakwah Islam semakin berkembang di Bayan, membuat sebagian masyarakat menaruh rasa dendam, bahkan mengalami tekanan dari masyarakat sekitar. Ini terjadi, karena sebagian masyarakat menilai, dengan berkembangnya dakwah Islam di Bayan, akan dapat merusak keyakinan terutama tentang adat-istiadat yang diwariskan dari nenek moyang mereka. Padahal pada faktanya, selama melakukan misi dakwah di Bayan, sedikitpun tidak pernah terdengar kabar, kalau dirinya menyinggung persoalan adat-istiadat.

Salah satu bentuk tekanan yang dilakukan oleh sebagian mereka adalah memutuskan hubungan jual-beli barang. Dan inilah salah satu cara menghentikan dakwahnya. Hal ini terjadi bukan saja terhadap dirinya, namun juga terhadap pengusaha yang berasal dan Mamben-Lombok Timur.

Tekanan seperti ini tidak berlangsung lama, karena pada akhirnya masyarakat setempat menyadari, bahwa TGH. M. Zainuddin Arsyad dalam berdakwah tidak pernah menyinggung masalah adat-istiadat yang berkembang di masyarakat.

Kegiatan dakwah yang dijalankan oleh Ulama Sufi yang memiliki enam orang putra ini, tampaknya membuahkan hasil yang cukup menggembirakan. Demikian juga dengan klegiatan yang dilakukan di Sembalun Lawang dan Bumbung, yang masyarakatnya tidak jauh berbeda dengan masyarakat di Bayan kala itu.

Di Sembalun, ketika beliau datang untuk berdakwah sangat jarang ditemukan masyarakatnya yang menjalankan ibadah sholat lima waktu. Kondisi ini tidak menyurutkan semangat perjuangannya dalam mendakwahkan ajaran Islam yang sempurna. Melalui pendekatan jual-beli barang, sang Tuan Guru muda ini sedikit demi sedikit memberikan pelajaran kepada setiap orang yang ditemuinya di Sembalun.

Awalnya, memang banyak menolak ketika diajak menunaikan sholat dengan berbagai alasan. Ada yang beralasan tidak memilki pakaian, dan ada juga yang memang benar-benar tidak mengetahui tata cara melaksanakan ibadah shalat.

Memberikan sesuatu kepada orang yang membutuhkan merupakan perbuatan amal yang sangat mulia. Inilah yang ditunjukkan oleh TGH. M. Zainuddin Arsyad. Bagi masyarakat yang beralasan tidak memiliki pakaian, diberikan secara cuma-cuma asalkan mereka mau mengerjakan sholat. Dan bagi mereka yang belum mengerti cara beribadah, beliau ajarkan dengan penuh lemah-lembut dan sabar, sampai orang tersebut bisa beribadah.

Perjalanan dakwah beliau ke berbagai pelosok wilayah terpencil, bukan berjalan mulus, namun penuh dengan tantangan, dari orang-orang yang memang tidak suka terhadap ajaran Islam yang kaffah. Bahkan ada juga yang melempari dan ingin membunuhnya.

Sekali melangkah kedepan, pantang untuk mundur ke belakang. Itulah mungkin salah satu tekad beliau dalam menyebarkan kebenaran yang datangnya dari Allah SWT. Tantangan dan rintangan dijadikan sebuah pelajaran berharga sekaligus menguatkan tekad dan semangat dalam mensyi’arkan Islam.

Berkat kegigihannya berdakwah, sehingga menghasilkan kader-kader yang mumpuni dibidangnya. Kegiatan dakwah ini dilakukan mulai dari Desa Mamben Lauq dan Mamben Daya, Sembalun, Sajang, Sambelia, Obel-Obel, Bayan sampai Bongor Lombok Barat serta desa-desa lainnya.

Menurut penuturan salah seorang jamaah Yayasan Maraqitta’limat Bayan, TGH.M.Zainuddin Arsyad adalah salah seorang ulama yang santun dan penyabar. Bahkan beliau sering memberikan pinjaman uang kepada msyarakat yang membutuhkan. Beliau tidak segan-segan membebaskan hutang kepada seseorang apabila orang tersebut mau menjalankan syariat islam sepenuhnya. Melihat akhlak beliau yang seperti itulah akhirnya banyak masyarakat berbondong-bondong m,enyatakan diri masuk ke dalam agama islam. Di mana beliau singgah melakukan misi dakwah, disitulah beliau mendirikan madrasah-madrasah sebagai tempat mengaji bagi masyarakat. (bersambung......)

STKIP Hamzar Mulai Beroprasi

Lombok Utara,Sekolah Tinggi Kejuruan Ilmu Pendidikan (STKIP) Hamzar yang terletak di Kabupaten Lombok Utara, sejak Juli 2010 mulai beroprasi.
Untuk mengawali langkahnya, pengelola STKIP Hamzar membuka pendaftaran penerimaan mahasiswa baru tahun akademik 2010, dengan program S-1 PGSD dan PGPAUD.
Yang menjadi visi SKIP Hamzar yaitu menyiapkan tenaga pendidik yang layak dan berakhlak dengan Tri Daharma Perguruan Tinggi. Sementara misinya yakni mewujudkan ST yang memadai dan lulusannya dapat bersaing dengan Perguruan Tinggi lainnya; meningkatkan tenaga didik dilingkungan pendidikan nasional, sehingga kedepan lulusan dari STKIP Hamzar dapat menjadi tenaga didik yang layak sesuai bidangnya masing-masing.
Selain itu, STKIP Hamzar juga akan terus menjalin kerjasama dengan pemerintah, pemerhati pendidikan dalam memasyarakatkan tri dharma perguruan tinggi.
Cikal bakal berdirinya, STKIP Hamzar, semenjak pendiri yayasan Maraqitta’limat, TGH.M. Zainuddin Arsyad masih hidup. Hal itu ditunjukkan dengan didirikannya puluhan lembaga pendidikan di Kabupaten Lombok Utara oleh beliau. Dan untuk mewujudkan cita-cita tersebut, pada tahun 2004, sejumlah tokoh masyarakat dan akademisi bekerjasama mendorong terbentuknya lembaga pendidikan tinggi yang bernaung di Yayasan Maraqitta’limat pimpinan TGH. Hazmi Hamzar.
Pada tanggal 15 Februari 2004, yayasan Maraqitta’limat mendirikan sebuah Perguruan Tinggi Swasta (PTS) Hamzar yang berkejasama dengan PTS terakreditasi dalam bentuk MOU, dan telah mewisuda mahasiswanya sebanyak lima kali.
Setelah PTS ini sukses, yayasan Maraqitta’limat, kembali mendirikan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Hamzar yang berlokasi di Desa Mamben Daya Kecamatan Wanasaba Kabupaten Lombok Timur. STIKES inipun sudah memperoleh ijin Mediknas No. 36/D/)/2009 dan ijin Depkes RI, No. HK.03.05/1/4/4953/2008 dengan membuka dua program studi S-1 Keperawatan dan DIII Kebidanan.
Sesuai dengan program Yayasan Maraqitta’limat yang ingin menciptakan satu rumah satu sarjana, maka kembali didirikan STIKP Hamzar yang letaknya di Desa Karang Bajo Kecamatan Bayan Kabupaten Lombok Utara. Tentu saja keberdaan STKIP ini disambut antusias oleh masyarakat, karena mengingat kabuapaten Lombok Utara adalah sebuah kabupaten pemekaran baru.
Untuk mengawali langkah pendiriannya, pejabat bupati Lombok Utara melalui Dikbudpora mengeluarkan rekomendasi tanggal 12 Agustus 2009, nomor: 421.4/643/Dikbudpora, dan disusul dengan ijin penerimaan mahasiswa baru setelah dilakukan visitasi oleh lembaga berwenang, dalam hal ini Dirjen Dikti.

Sabtu, 03 Juli 2010

SMAN I Bayan wakili NTB Olimpiade Sience di Medan

Lombok Utara – Meski SMAN I Bayan Kabupaten Lombok Utara berada paling ujung bahkan dapat dikatakan paling jauh dari pusat ibu kota Kabupaten namun bukan mejadi kenda untuk mengukir prestasi. Terbukti salah satu siswa SMAN I Bayan, KLU, M. Hasbiollah (16) akan mewakili provinsi NTB dalam ajang olimpiade Sience 2010 untuk mata pelajaran Matematika yang akan berlangsung di kota Medan tanggal 1 hingga 7 Agsutus 2010 mendatang. selain Lombok Utara yang akan mejadi duta Provinsi NTB dalam olimpiade tersebut yaitu Kota Mataram, Sumbawa Barat dan Lombok Timur juga akan berjuang membawa nama harum NTB di bidang mata pelajaran Fisika, Biologi dan Komputer.

Adenan Spd, Mpd (Kepala SMAN 1 Bayan)Allhamdulillah kita di percaya untuk mewakili NTB dalam olimpiade Sience yang akan berlangsung di Medan bulan Agsustus mendatang, kita akan masuk dalam mata pelajaran Matematika, sedangkan 3 mata pelajaran lainnya akan di pegang oleh Kota Mataram, Lombok Timur dan Sumbawa Barat, “ tutur Kepala SMAN I Bayan, KLU, Adnan, S.Pd, MPD saat di temui Suara Komunitas di ruang kerjanya Senin 28 Juni 2010.

Saat ini kita rutin memberikan pembekalan dan persiapan diantaranya mempelajari atau pun mengumpulkan soal-soal olimpiade tahun lalu selain juga kita mengakses langsung melalui internet semua soal yang berakitan dengan olimpiade, selanjutnya pembekalan dan pendampingan akan di lakukan oleh pihak provinsi, “ jelas Adnan.
Lebih lanjut ia juga memamparkan, saat ini SMAN I Bayan Masuk dalam rintisan pendidikan berbasis keunggulan lokal, adapun materi yang sedang di terapkan yakni kaitannya dengan budaya salah satunya tari tradisonal Gegeruk Tandak, tarian ini pada zaman dulu kala di gunakan untuk mengsusir binatang buas di kebun atau pun di ladang. Untuk materi ini kita melibatkan langsung tokoh budaya yang ada di Kecamatan Bayan. Selain di bidang budaya, tahun depan kita juga akan mengembangkan ketrampilan dalam pengolahan bahan lokal salah satunya mente, mulai dari biji mente sebagai snack atau camilan, air yang terkandung dalam buah mente sebagai syirup, sedangkan daging mente akan di olah menjadi abon, “paparnya.

Kita berharap kedepannnya ada lagi siswa-siswi SMAN I Bayan khsusunya yang mampu mengukir prestasi yang dapat membawa nama baik sekolah dan Kabaupten Lombok Utara umumnya, support dan dukungan dari smeua pihak, baik pemerintah dan pihak terkait lainnya tentu akan sangat mendukung tercapainya semua cita-cita ini, “ tambahnya berharap. (Adam Gita Swara FM)

STKIP Hamzar Tunggu Izin Penerimaan Mahasiswa


Lombok Utara - Sekolah Tinggi Kejuruan Ilmu Pendidikan (STKIP) Hamzar, yang terletak di Desa Karang Bajo Kecamatan Bayan, Kabupaten Lombok Utara, masih menunggu izin penerimaan mahasiswa baru dari Direktorat Kementerian (Dikti) Depdiknas pusat.

Demikian diungkapkan H. Mashal SH.MM, ketua lembaga perguruan tinggi Hamzar senin sore 28/6, didepan puluhan pengurus STKIP Hamzar di gedung MI Maraqitta’limat Dusun Lekok Aur Desa Karang Bajo.

Sesuai informasi yang diterima, izin penerimaan mahasiswa baru akan keluar pada bulan Juli 2010. Kendati izin belum keluar, jumlah mahasiswa yang menyatakan siap mendaftar mencapi 40 orang lebih. Namun pihaknya belum bisa membuka pendaftaran sebelum izin STKIP Hamzar diterima. “Semua persyaratan sudah kami ajukan ke pihak Dikti Depdiknas Pusat, dan Insya Allah surat izin penerimaan mahasiswa baru akan keluar bulan juli ini”, tutur H. Mashal yang juga salah seorang pengurus pusat yayasan Maraqitta’limat NTB.

Dalam waktu dekat, pihaknya akan bertemu dengan para calon mahasiswa baru STKIP Hamzar untuk menjelaskan proses perizinan, dan akan dilanjutkan dengan pertemuan para dosen yang sudah siap mengajar, termasuk beberapa dosen dari Universitas Mataram (Unram).
“Dan bila izin penerimaan mahasiswa baru keluar, kami akan publikasikan baik melalui media cetak maupun elektronik, dan nantinya STKIP Hamzar termasuk satu-satunya perguruan tinggi induk di Kabupaten Lombok Utara”, jelasnya.

Sementara jurusan yang akan dibuka PGSD dan PAUD dengan dua katagori mahasiswa yaitu mahasiswa murni dan mahasiswa transfer.”Para pengurus STKIP sudah saatnya mendata mahasiswa baru, karena begitu izin keluar kita akan langsung membuka perkuliahan. Dan aturan sekarang, yang lebih dulu keluar adalah izin penerimaaan mahasiswa baru, dan setelah itu akan dilakukan evaluasi selama enam bulan, jika dinilai layak, maka izin oprasionalpun akan dikeluarkan oleh instansi terkait”, pungkasnya.