Terima kasih anda telah mengunjungi blog Yayasan Maraqitta'limat***Info Yayasan Maraqitta'limat bisa dilihat di yamtia.wordpress.com***Pemondokan jamaah haji tahun ini paling jauh 4 km dari masjidil harom***Pelajar di Makkah Mukarromah siap membantu jamaah hajji selama berada di Makkah Mukarromah***Para Relawan siap kembali dikirim ke Gaza

Jumat, 02 April 2010

MTs. Maraqitta’limat Didik Siswa Hidup Irit


LOMBOK UTARA - Hidup irit dan sederhana merupakan salah satu ajaran agama. Pendidikan inilah yang sekarang mulai dikembangkan oleh para tenaga pendidik di Madrasah Tsanawiyah Maraqitta’limat (MTs-MT) Dusun Lenggorong Desa Sambik Elen Kecamatan Bayan-Lombok Utara.

Untuk mengaplikasikan hidup sederhana dan irit terhadap puluhan siswanya, kepala sekolah bersama guru lainnya, terus mendorong para siswanya untuk menabung belanjanya sedikit demi sedikit. “Kami menganjurkan mereka untuk menabung setiap hari di rumah, dan bila sudah kumpul nanti, sekolah akan menyimpannya di Bank terdekat”, tutur Hamdan, Kepala MTs-MT, ketika ditemui Yamtia di dikediamannya di Dusun Lenggorong (2/4) kemarin.

Menurut Hamdan, tujuan untuk menabung ini adalah untuk mengurangi beban para wali murid dan sekolah terutama biaya pada saat ujian akhir dan masuk ke SLTA. Karena selama ini setiap kali para siswa ujian atau mau masuk sekolah ke tingkat yang lebih tinggi, para wali murid selalu kesulitan biaya, sehingga tidak sedikit di antara mereka harus ngutang atau angkat ijon mente.

Melihat kondisi demikian, para gurupun berfikir untuk mencarikan solusi yang tepat, tentunya dengan belajar hidup sederhana dan irit serta menabung belanja sekolahnya setiap hari. “Alhamdulillah, sekarang sudah ada siswanya yang memiliki tabungan jutaan rupiah”, kata Hamdan.

Bersekolah di MTs-MT, lanjut Hamdan, tidak dipungut biaya sepeserpun, entah itu uang pembangunan atau BP-3, karena rata-rata yang siswanya adalah tergolong anak-anak yang kurang mampu. “Kami di sini (Mts-MT-red) tidak memungut biaya dan tanpa uang pendaftaran, yang penting persyaratan untuk masuk itu lengkap, seperti ijazah dan lainnya”, jelas Hamdan.

Selain mengajar sesuai dengan kurikulum, para siswanya juga dibekali dengan ilmu dakwah dan keterampilan. Dalam bidang dakwah setiap pagi sebelum jam pelajaran, para siswa secara bergantian menyampaikan kultum atau kuliah tujuh menit. Sementara di bidang keterampilan, siswanya dilatih untuk membuah pot bunga, bingkai foto dan miniatur-miniatur kecil, seperti miniatur berugak, masjid kuno dan beberapa kegiatan keterampilan lainnya.

Sayang, kemajuan ini belum didukung dengan fasilitas ruang belajar yang memadai. Padahal sekolah yang berdiri sejak tahun 2007 lalu ini, sudah memiliki kelas III, yang pada tahun ini merupakan tahun bersejarah bagi MTs-MT Lenggorong, karena merupakan ujian perdana bagi siswanya. “Tahun ini dapat dikatakan tahun bersejarah, karena siswa kami dapat mengikuti ujian perdana yang dilaksanakan beberapa hari lalu”, tutur Hamdan.

Pantauan Yamtia menunjukkan, bahwa MTs-MT yang terletak di pertigaan jalan Lenggorong ini baru memiliki dua kelas ruang belajar dan puluhan stel meja bangku. Sementara mubiler lainnya seperti almari, meja dan kursi guru belum ada. Akibatnya beberapa hasil keterampilannya masih berserakan disana-sini. “Kami membutuhkan tambahan dua ruangan, yaitu ruang belajar dan keterampilan serta ditambah dengan kantor guru dan mubiler”, kata beberapa guru yang mengajar.

Kendati banyak kekurangan, namun yang jelas tidak sampai mengganggu pelajaran siswanya, bahkan mereka cukup antusias untuk menerima pelajaran dari para gurunya yang sudah banyak S-1 ini. Demikian juga dengan para pahlawan tanpa tanda jasa ini (guru-red), tidak pernah mengendur semangatnya untuk mendidik kader-kader yang berguna untuk bangsa, Negara dan agama.

“Kekurangan fasilitas, bukan menjadi halangan untuk memajukan sebuah lembaga pendidikan dan kami para guru tidak terlalu terpengaruh untuk mendidik anak-anak. Hanya saja kami berharap ke pemerintah untuk bisa mengatasi kekurangan-kekurangan yang ada, termasuk masalah air bersih, karena di MTs-MT ini belum ada air bersihnya”, kata beberapa guru berharap. (M.Syairi)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar