Terima kasih anda telah mengunjungi blog Yayasan Maraqitta'limat***Info Yayasan Maraqitta'limat bisa dilihat di yamtia.wordpress.com***Pemondokan jamaah haji tahun ini paling jauh 4 km dari masjidil harom***Pelajar di Makkah Mukarromah siap membantu jamaah hajji selama berada di Makkah Mukarromah***Para Relawan siap kembali dikirim ke Gaza

Rabu, 09 Desember 2009

Maraqitta’limat dan Perkembangannya di Dayan Gunung

LOMBOK UTARA - Yayasan Maraqitta’limat merupakan sebuah lembaga yang bergerak di bidang pendidikan, dakwah, sosial dan ekonomi. Maraqitta’limat yang berati ”tangga pendidikan” masuk di Kabupaten Lombok Utara sekitar 1941.

Sejarah perkembangan yayasan ini di Lombok Utara atau Dayan Gunung dilatarbelakangi oleh kegiatan tablig (ngamarin-Sasak) oleh salah seorang Tuan Guru yang sekaligus sebagai ulama sufi penghafal Al-Qur’an, yang berasal dari Mamben Lauq, Lombok Timur, yang bernama Tuan Guru Haji Zainuddin Arsyad.

Seperti diketahui bahwa, Islam masuk ke Lombok dibawa oleh Wali Songo sekitar abad ke-16. Dalam perkembangannya, Islam yang masuk ke Lombok, khususnya Bayan, diwarnai oleh adat-istiadat setempat.

Semakin kompleknya perkembangannya, kemudian di Bayan berkembang menjadi suatu ajaran yang dikenal sebagai Wetu Telu. Menurut pemangku adat Bayan, Raden Gedarif, Wetu Telu merupakan ajaran leluhur yang berintikan ajaran; bertelur, beranak, dan tumbuh. Bila kondisi ini bisa dijalankan oleh manusia maka dunia akan aman sejahtera. Ajaran ini menselaraskan hidup manusia dengan Allah, alam, dan sesama manusia.

Menurut beberapa sumber yang menyebarkan Islam ke tanah Lombok adalah Sunan Prapen. Sunan Prapen dikenal juga dengan nama Pangeran Senopati, dan merupakan cucu Sunan Giri. Jika data sejarah ini benar, maka Masjid Bayan tidak mungkin dibangun oleh Sunan Giri. Memang ada perbedaan data sejarah, tapi semuanya sepakat bahwa masjid ini telah berusia sangat tua.

TGH. Zainuddin Arsyad datang untuk melakukan tablig, mensyi’arkan ajaran Islam di wilayah Dayan Gunung yang diawali dari Labuan Carik Desa Anyar. Saat itu ditandai dengan berdirinya Sekolah Rakyat (SR) di Labuan Carik di masa pemerintahan Distrik Raden Segeti, hingga pada pemerintahan Distrik Raden Kertapati atau Camat Bayan.

Pada masa kedatangan beliau, wilayah Dayan Gunung di bagi menjadi 3 wilayah pemerintahan kedistrikan, diantaranya distrik Tanjung, Gangga dan Bayan. Kedatangan Tuan Guru Haji Zainuddin Arsyad, di Bayan disambut baik oleh masyarakat Dayan Gunung. Ketika itu masyarakat Dayan Gunung masih meyakini keberadaan dari pelaksanaan Wettu Telu sebagai pandangan hidup mereka, sehingga beliau bertablig untuk mengembangkan Islam di wilayah tersebut.

Harapan dari Tuan Guru yang cukup santun ini, ke depannya masyarakat Dayan Gunung dapat memeluk agama Islam secara keseluruhan (kaffah) sesuai dengan tuntunan Agama Islam yang sesungguhnya.Mengawali langkah tablignya beliau mulai masuk dari Sambalia, Belanting, Obel-Obel, kemudian Ketangga, Suwela, dan Sembalun (Lombok Timur). Kemudian perfjalanan misi dakwahnya dilanjutkan ke Dayan Gunung seperti Anyar, Lokok Aur, Loloan, Panggung, Bangsal, Ketapang, Telaga Bagek (Sukadana), Sidutan, Sesait, Santong, dan lain sebagainya.

Syi’ar Islam yang dilakukan oleh TGH. Zainuddin Arsyad yang dikenal dengan sebutan Penghulu Bajang ini, dengan berjalan kaki dari satu tempat ketempat yang lainnya, dan dari satu rumah ke rumah yang lainnya. Sedangkan strategi perjuangan da’wahnya adalah melalui berdagang sambil berdakwah.

Sistem perdagangan yang diterapkan dengan cara jual beli antara barang dan uang, bahkan seringkali di lakukan secara penukaran barang dengan barang (barter). Dan bila ada masyarakat yang berhutang, beliau tetapi tidak pernah menagih bahkan dibebaskan, asalkan masyarkat waktu itu mau menjalankan tuntutan agama, seperti sholat lima waktu, puasa dan ibadah lainnya.

Adapun barang dagangan yang dibawanya adalah pakaian, benih bawang putih dan bawang merah, garam dapur dan lain sebagainya, sedangkan barang yang di belinya dari Dayan Gunung berupa hasil bumi seperti, Lobak, Kelapa, Kapuk (Randu), bawang merah, bawang putih, palawija dan lain sebagainya.

Setelah kurang lebih 20 tahun melakukan syiar agama Islam dan masyarakat Dayan Gunung khususnya di kecamatan Bayan dan Kayangan sudah banyak menjalankan syari’at Islam, lalu seiring dengan itu pula beliau mengajak masyarakat setempat untuk mendirikan Musholla, Masjid dan Madrasah Diniyah di beberapa wilayah yang ada di Lombok Utara.
Kemudian pada tanggal 1 Januari 1952 Yayasan Maraqitta’limat yang artinya didirikan oleh beliau yang berpusat di Mamben Lauq Kabupaten Lombok Timur. Dari pendirian yayasan inilah baru dibentuk dari ranting dan cabang Maraqitta’limat di wilayah Dayan Gunung oleh masyarakat setempat.

Yayasan Maraqitta’limat dalam perjuangannya bertumpu pada pengembangan tiga bidang seperti bidang da’wah, pendidikan dan sosial kemasyarakatan. Tetapi sebagai pilar utamanya adalah pada bidang pendidikan, hal ini sesuai arti dan makna dari yayasan Maraqitta’limat yaitu tangga pendidikan.

Sayang, ketika yayasan ini sedang mengalami perkembangan yang cukup pesat, pada tanggal 4 Februari 1991 beliu berpulang ke rahmatullah, dan pucuk pimpinan-pun digantikan oleh putra ke tiga beliau yaitu TG. Drs. H. Hazmi Hamzar.

Sejak kepemimpinan H. Hazmi Hamzar, pilar yayasan ini ditambah dengan pengembangan ekonomi produktif bagi jama’ahnya melalui koperasi Putra Hamzar. Selain mendirikan lembaga pendidikan mulai dari tingkat dasar, sampai perguruan tinggi yaitu STKIP dan STIKES Al-Hamzar di Kabupaten Lombok Timur.

Sedangkan perkembangan Yayasan Maraqitta’limat di wilayah Lombok Utara masih tetap eksis baik Cabang, Ranting, Madrasah, Majlis Ta’lim, TPQ, semakin kian bertambah. Sampai saat ini di Lombok Utara, telah berdiri 7 buah Madrsah Ibtidaiyah, 4 buah Madrasah Tsanawiyah, 1 buah Panti Asuhan dan puluhan Madrasah Diniyah, majelis ta’lim serta rencanya satu buah perguruan tinggi, yaitu STIES yang perzinannya sedang dalam proses.

1 komentar:

  1. Selamat berjuang, semoga sukses dalam meningkatkan SDM di NTB, dan semoga Yayasan ini tetap jaya di bumi nusantara ini.

    BalasHapus